Place 728 x 90 Ad Here

performa diskusi - dipandang dari eksistensialisme




done by:

vivi fransiska panjaitan

evaluasi diskusi andragogi

oleh:
Rahayu Mardani
Gracias Anastasia
Vivi Fransiska

remedial andragogi

  1. Menurut saya, teori yang dapat menjelaskan bahwa pembelajaran dengan online sesuai dengan teori adalah sebagai berikut:
    • Teori communication network

      Menurut saya, sistem pembelajaran secara online sangat mengena dengan teori ini. Karena di dalamnya mementingkan kemudahan antar anggota dalam kelompok untuk saling terlibat dalam sebuah komunikasi.

    • Teori oleh Malcom Knowles (1977)

      Dalam teorinya, Knowles ada menyebutkan bahwa orang dewasa cenderung memilih kegiatan belajar yang dapat segera diaplikasikan, dalam hal ini adalah pembelajaran secara online. Bukan hanya teori saja yang didapatkan, namun, prakteknya juga dapat langsung diaplikasikan oleh peserta didik.

  1. Menurut saya, jika ditinjau berdasarkan kajian model, metode dan teknik POD, diskusi yang dilakukan secara online itu memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain:
    • Berdasarkan kajian model

      Menurut saya, model yang digunakan dalam diskusi online itu adalah model pembelajaran pemerolehan konsep. Karena mencakup penganalisisan proses berpikir dan diskusi mengenai atribut perolehan konsep. Konsep yang ingin diperoleh dalam diskusi saat itu adalah konsep kegiatan belajar yang akan dilakukan pada salah satu pertemuan mata kuliah andragogi.

      Kelemahan:

      Model seperti ini jika dilakukan dengan cara online akan menjadi kurang kondusif, karena yang berdikusi bukan hanya 2 atau 3 orang, melainkan 14 orang. Jadi, saat yang satu sedang mengutarakan pendapat, yang lainnya mengutarakan pendapat juga.

      Kelebihan:

      Model pembelajaran seperti ini cukup membantu jika peserta didik ingin membuat sebuah konsep, apalagi jika dilakukan dengan online maka prosesnya pun akan lebih fleksibel.

    • Berdasarkan kajian metode dan teknik

      Menurut saya, metode dan teknik yang digunakan adalah brainstorming. Karena mencakup penghimpunan pendapat, gagasan, dan pemikiran dari setiap peserta didik.

      Kelemahan:

      Kelemahan teknik ini adalah adanya kemungkinan untuk terjadi production blocking, yang mana seseorang tidak jadi mengutarakan pendapatnya, karena adanya orang lain yang mengutarakan pendapat juga di waktu yang sama.

      Kelebihan:

      Kelebihan dari metode ini, akan banyak ide yang bisa didapat, bahkan ide yang mungkin saja tidak terpikir oleh salah satu anggota tetapi tercetus oleh anggota lain.

  1. Garis besar dari modul (kelompok diskusi):

    Tim Penyaji:

    Rahayu Mardani, Gracias Anastasia, dan Vivi Fransiska.

    Topik:

    INSOMNIA

    Tema:

    Pengenalan tentang insomnia dan misteri di baliknya.

    Judul:

    mister(I)nsomnia

    Latar Belakang:

    Dewasa ini, banyak orang yang sering mengalami kesusahan tidur. Dan tak jarang pula, orang-orang mengasumsikan fenomena yang mereka hadapi itu sebagai insomnia. Padahal, insomnia ini memiliki karakteristik sendiri, bukan hanya sekedar susah tidur. Itulah sebabnya, kami mengangkat fenomena ini sebagai topic diskusi kami, dengan tujuan memperkenalkan kepada para peserta didik, apa sebenarnya insomnia itu, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pemicunya.

    Tujuan diskusi:

    Kegiatan diskusi ini bertujuan untuk memperkenalkan insomnia dan bahaya serta kerugiannya kepada mahasiswa psikologi, secara umum, dan kepada peserta diskusi, secara khusus.

    Manfaat:

    Manfaat kegiatan ini adalah agar peserta didik dapat menyadari sedari dini bahaya insomnia sehingga dapat menghindarinya dan beralih ke pola tidur yang sehat.

    Peserta Diskusi:

    Mahasiswa Psikologi USU yang mengambil mata kuliah Andragogi T.A. 2009-2010.

    Jumlah peserta:

    11 orang.

    Alat:

    Laptop, in focus dan layar, handout, mikrofon.

    Bahan:

    Materi dan pembahasan mengenai insomnia, contoh kasus insomnia, dan video yang berhubungan dengan insomnia.

    Hasil yang diharapkan:

    Hasil yang diharapkan dari diskusi ini adalah peserta diskusi dapat memahami isi dari diskusi ini serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diskusi ini pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi yang mengikutinya.

Rancangan Kegiatan:

PEMBUKAAN

Perkenalan kelompok:

    Pertama sekali, tim penyaji memperkenalkan diri masing-masing, diikuti dengan pemaparan singkat mengenai topik yang akan didiskusikan, yaitu tentang insomnia

Tujuan diskusi:

    Kelompok menjelaskan pada peserta diskusi perihal tujuan dan latar belakang mengapa insomnia dijadikan bahan diskusi.

Pembagian kelompok:

    Peserta diskusi yang berjumlah 11 orang dibagi ke dalam 3 kelompok kecil yang berkisar antara 3 – 4 orang dalam setiap kelompok (disebut kelompok kecil). Kelompok besarnya adalah seluruh peserta didik.


DISKUSI

Brainstorming:

    Tim penyaji mempersilahkan para peserta diskusi untuk memberikan ide-ide dan pendapat mereka mengenai topik yang dibicarakan dalam diskusi, baik secara umum maupun secara khusus.

Penampilan gambar, pemutaran video terkait insomnia dan pemaparan kasus:

    Dengan bantuan in focus, tim penyaji menyajikan cuplikan video beserta gambar-gambar yang menunjukkan ciri-ciri penderita insomnia, dan selanjutnya menceritakan sebuah kasus nyata tentang insomnia, yang diperoleh dari internet.

Diskusi kelompok kecil:

    Setelah melihat video, gambar dan kasus insomnia yang diceritakan oleh tim penyaji, para peserta diskusi diminta untuk mendiskusikan kasus insomnia dan video yang diputar dengan kelompok kecil mereka masing-masing. Adapun yang dapat didiskusikan antara lain adalah analisa kasus dan pembahasan teori. Mereka dipersilahkan menuangkan buah pikir mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan insomnia, apapun itu.

Diskusi kelompok besar:

    Setelah berdiskusi dengan kelompok kecil, masing-masing hasil diskusinya itu dipresentasikan secara sederhana (membacakan hasil diskusi dengan berdiri di tempat)., satu per satu (satu orang mewakili satu kelompok). Kemudian, kelompok penyaji akan memberikan penjelasan lengkap mengenai insomnia itu sendiri (kurang lebih 25 menit berikutnya). Dari sini juga peserta didik bisa mengetahui pemahaman mereka salah atau tidak. Di akhir sesi, para peserta didik diperbolehkan mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan, yaitu insomnia. Selain itu, para peserta didik juga boleh memberikan umpan balik terhadap materi yang kami bawakan.

Kesimpulan diskusi oleh tim penyaji:

    Setelah diskusi kelompok besar selesai dan mendapatkan poin-poin kesimpulan dari diskusi tersebut, tim penyaji merangkumnya dan menyampaikan kembali pada peserta diskusi.

PENUTUP

  • Kuis dari tim penyaji:

    Pada akhir diskusi, tim penyaji akan mengadakan kuis berupa 5 pertanyaan seputar diskusi. Masing pertanyaan yang benar diberikan reward. Kelompok yang salah menjawab tidak diberikan kesempatan menjawab ulang pada pertanyaan yang sama. Reward diberikan untuk kelompok.

  • Evaluasi (Kuesioner):

    Setelah kuis, tim penyaji membagikan lembaran kuesioner pada setiap peserta sebagai evaluasi sejauh mana pemahaman peserta diskusi sekaligus memberikan feedback kepada tim penyaji, bisa berupa kritik maupun saran.

  • Pembagian Reward dan Salam Penutup:

    Reward akan dibagikan di akhir sesi diskusi, dan diskusi selesai, diakhiri dengan salam penutup.

  1. Pengalaman-pengalam belajar yang dapat saya ceritakan adalah:
  • Melalui blog, ada minat saya yang terpuaskan, karena saya mempelajari hal-hal yang termasuk baru bagi saya. Sebelumnya, saya tidak tahu-menahu tentang pembuatan, apalagi pengelolaan blog.
  • Dengan bertambahnya pengetahuan saya, maka ada kepuasan tersendiri bagi saya yang tercipta, karena jika ditilik dari segi teknologi, pengetahuan saya sudah lebih maju satu langkah.
  • Mungkin pernah terjadi ketidakefektifan pada penggunaan blog sebagai media, karena kebanyakan peserta didik belum begitu menguasai penggunaan blog.
  • Memang banyak cara yang bisa dilakukan dalam pembelajaran andragogi ini, namun ide blog ini merupakan cara yang kreatif, dan dari sejumlah mata kuliah yang pernah saya ikuti, andragogi-lah satu-satunya mata kuliah yang menggunakan blog sebagai media.

MODUL DISKUSI - tugas kelompok 3-mid

Modul dengan judul "mister(I)nsomnia" dapat diklik disini.
Anggota kelompok:

resume-EVALUASI POD

A. PENGERTIAN DAN JENIS EVALUASI

Istilah evaluasi digunakan pendidik untuk menunjukkan proses menentukan kekuatan atau nilai pekerjaan mereka. Evaluasiitu sendiri adalah suatu cara mengukur hasil dari kegiatan pendidikan.

Jenis evaluasi berdasarkan tingkat formalitas dan ketepatannya:

1. evaluasi informasl à penelitian tentang masalah yang sederhana tanpa menggunakan banyak pertimbangan prinsip-prinsip evaluasi.

2. evaluasi semi formal

3. evaluasi formal/penelitian ilmiah à sebaliknya, evaluasi formal menggunakan prosedur riset yang canggih.

Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya:

1. evaluasi formatif à dalam pengajaran, digunakan untuk memperoleh data yang akan dipakai untuk memperbaiki dan membuat seefektif mungkin materi pengajaran.

2. evaluasi sumatif à merupaka evaluasi versi final untuk menentukan efisiensi, dan efektivitas satuan acara pengajaran.

B. MANFAAT EVALUASI

Manfaat evaluasi secara umum adalah untuk:

1. menentukan patokan awal

2. mengetahui keberhasilan suatu kegiatan

3. mencek secara periodic efektivitas suatu program

4. memberikan rasa aman kepada pelaksana tugas

5. memberi bukti konkret kepada pihak yang terkait

6. meningkatkan sikap professional kepada penerima evaluasi

C. TUJUAN EVALUASI

Tujuan utama evaluasi dapat diringkas sebagai berikut:

1. untuk menentukan seberapa dekat peserta didik secara individual dan keseluruhan kelas telah mencapai tujuan umum yang telah ditentukan.

2. untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu tertentu.

3. untuk menentukan efektivitas bahan, metode, dan kegiatan pengajaran.

4. untuk memberkan informasi yang bermanfaat bagi peserta didik, instruktur, dan masyarakat.

D. PRINSIP EVALUASI

Prinsip umum evaluasi pendidikan dan psikologi:

1. mempunyai tujuan yang pasti

2. menggunakan tujuan perilaku yang terjangkau dan pasti

3. bukti tentang perubahan dalam diri individu

4. menggunakan instrument yang tepat dalam evaluasi

5. kerja sama antara peneliti dengan orang yang dinilai kemajuannya

6. tidak perlu mengevaluasi semua hasil pembelajaran

7. evaluasi harus berkesinambungan

Ada juga prinsip untuk meningkatkan mutu pelaksanaan evaluasi:

1. mengembangkan sikap kritis

2. mengenal bias pribadi

3. melakukan observasi silang untuk menentukan seberapa jauh konsistennya masalah itu

4. cek lebih jauh untuk menentukan apakah ada perilaku basa-basi

5. pertimbangkan penyebab lain yang mungkin ada

6. berhati-hati untuk tidak hanya membaca observasi yang kita harapkan saja dan mengabaikan interpretasi yang masuk akal

7. menggunakan criteria dalam mengevaluasi hasil atau produk perilaku

8. cek lebih jauh untuk menentukan apakah hasil atau produk yang diklaim seseorang benar-benar hasil orang itu

9. mengenali bahwa banyak perilaku yang saling menutupi satu sama lain

10. pastikan apakah bukti yang kita amati adalah benar-benar bukti yang sebenarnya

11. hindari tergesa-gesa membuat kesimpulan, hendaknya hati-hati dan secermat mungkin

E. PROSEDUR EVALUASI

Prosedur evaluasi yang digunakan adalah:

1. penentuan tujuan/kebutuhan evaluasi

2. penentuan kriteria/standar evaluasi

3. penyusunan instrument/kuisioner evaluasi

4. melakukan pengumpulan data/informasi

5. melakukan analisis data atau informasi

6. membuat kesimpulan

Referensi:
Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

Komunikasi POD pada Metode Diskusi - tugas kelompok

KOMUNIKASI POD PADA METODE DISKUSI

1. Batasan pembahasan materi kelompok kami yakni komunikasi pada “Teknik Kelompok Nominal” dalam metode diskusi.

2. Kesimpulan hasil diskusi kelompok.

Link http://nazarmargolang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=87 yang berjudul komunikasi dalam penyuluhan pertanian, ada di jelaskan ,mengenai bagaimana sebenarnya komunikasi yang baik di dalam sebuah penyuluhan. Penyuluhan itu sendiri dapat menggunakan beberapa macam metode, seperti pelatihan dan tak ketinggalan diskusi kelompok. Namun yang mejadi perhatian adalah prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, yang harus diterapkan di dalam melakukan komunikasi penyuluhan ini.
Pada artikel tersebut dikatakan bahwa secara umum diketahui bahwa komponen komunikasi adalah KOMUNIKATOR (pengirim/sender), PESAN (message), MEDIA (saluran/channel), KOMUNIKAN (penerima/receiver) untuk berlangsungnya kegiatan tersebut dibutuhkan INTERAKSI (interaction) dan PEMAHAMAN (understanding). Proses penyamopaiannya dapat dibantu dengan media audiovisual, tap yang terpenting adalah bahwa kedua pihak saing memahami is dari diskusi tersebut.

Jika dibandingkan dengan buku Penddikan Orang Dewasa oleh Suprijanto, hal tersebut sudah relevan dengan yang dibahas di buku. Penggunaan media juga ada singgung, begitu pula dengan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa.
Pada sesi komunikasi dalam penyuluhan pertanian ini, metode yang digunakan adalah Tanya jawab dan diskusi. Ssalah satunya disinggung bahwa dalam kegiatan transfer ilmu dan teknologi untuk merubah PSK (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dilakukan dengan 3 kegiatan yaitu Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan. Yang membedakan dari ketiga kegiatan tersebut adalah penekanan dalam memberikan motivasi untuk perubahan perilaku. Kalau pendidikan penekanan agar peserta didik TAHU, kalau Pelatihan penekanan agar peserta didik MAU dan kalau Penyuluhan penekanan agar peserta didik KONSISTEN dalam berbuat.
Metoda yang digunakan dalam penyampaian materi adalah Ceramah dan Tanya Jawab, alat bantu Komputer, LCD dan Pengeras Suara, dengan menggunakan Power Point dan pemutaran film-film singkat yang berkaitan dengan komunikasi.

Secara keseluruhan, baik itu dikatakan ceramah, tanya jawab, ataupun diskusi, pada dasarnya semua ini adalah bentuk dari diskusi, karena ceramah pun pada akhirnya bisa menjadi diskusi, jika naninya berujung tanya jawab dan akhirnya berdiskusi.
Inti dari artikel ini pada dasarnya adalah mengenai bagaimana komunikasi yang baik dalam memberikan penyuluhan, Namun jika dikaitkan dengan bahan pembelajaran kelompok kami, yaitu komunikasi dala, metode diskusi pendidikan orang dewasa, artikel ini secara tidak langsung juga membahas hal tersebut, karena salah satu metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan adalah dengan diskusi, baik itu diskusi kelompok, atau hanya memimpin diskusi kelompok, dan lain sebagainya.

Pada link http://tpers.net/?p=1201, yang berjudul Prinsip Belajar Orang Dewasa, ditekankan mengenai prinsip-prinsip belajar orang dewasa, dimana belajar merupakan proses sepanjang hayat dan tiada habisnya.
Prinsip belajar orang dewasa terdiri atas hokum belajar, penetapan tujuan, mengembangkan kemampuan serta membentuk kebiasaan. Dari sini dapat dimunculkan 3 pertanyaan:

1. Bagaimana orang dewasa belajar?
2. Apakah akan menemukan kesulitan seperti yang dialami anak-anak ketika belajar?
3. Bagaimana tahapan belajar orang dewasa?
4. Apa saja metode belajar dalam pendidikan orang dewasa?

Orang dewasa belajar dengan prinsip belajar orang dewasa, yaitu focus terhadap masalah yang nyata, menekankan pada bagaimana pembelajaran dapat diaplikasikan, mengubungkan pembelajaran dengan pebelajar pada tahap tujuannya, menghubuungkan pebelajar antara materi dengan masa lalunya, memperkenankan adanya metode debat dan tantangan pada ide, menghargai dan merespon pendapat pebelajar lainnya, mendorong pebelajar sebagai sumber belajar untuk orang lain juga dan benar-benar mengannggap peserta didik sebagai orang dewasa serta memberikan pebelajar “pengawasan”.
Adapun tahapan belajar orang dewasa adalah dimulai dengan unconscious incompetence, conscious incompetence, conscious competence, unconscious competence, Misalnya dalam sebuah kasus ketika seseorang dapat mengoperasikan sebuah komputer yang awalnya tidak bisa menjadi mahir. Dimulai dengan ketidakmampuan bawah sadarnya bahwa awalnya individu tersebut tidak mahir dan belum membutuhkan penggunaan komputer, sehingga individu tersebut tidak perlu mengoperasikan komputer. Tahap berikutnya berubah menjadi ketidakmampuan sadar. Dimana individu mulai belajar mengoperasikan komputer karena perlu menggunakan komputer. Kemudian setelah belajar agar dapat mengoperasikan komputer, individu masuk ke dalam tahap kemampuan sadar. Tahap yang terakhir adalah kemampuan bawah sadar, dimana individu telah mahir mengoperasikan komputer sehingga secara refleks dapat menggunakan tools yang ada dalam pengoperasiannya bahkan mungkin dapat memperbaikinya jika terjadi kerusakan pada komputernya.
Segala sesuatu mengenai pendidikan orang dewasa ini, mulai dari prsinsipnya, tujuannya. tahapannya, dll, harum menggunakan metode yang tepat dalam acara yang tepat. Adapun metode-metode dalam Pendidikan orang dewasa antara lain adalah pelatihan, diskusi, studi kasus, demonstrasi,

Arikel ini lebih banyak mengulas mengenai pelatihan dan tidak begitu banyak menyinggung metode diskusi. Dikatakan disini bahwa diskusi kelompok dengan disediakannnya fasilitator bisa membuat pebelajar dapat menemukan sumber lain dan berbagi informasi dan proses belajar dapat diamati. Tetapi kelemahannya hanya sedikit pebelajar yang berpartisipasi dalam diskusi dan lebih sulit dalam mengontrol waktu.
Secara umum isi dari artikel ini membahas tentang pendidikan orang dewasa, generally. Namun ini semua dapat dikaitkan juga dengan metode diskusi, karena bagaimanapun juga untuk dapat melaksanakan meode diskusi dengan baik, diperlukan juga pemahaman yang baik pula tentang prinsip belajar orang dewasa. Jika dibandingkan dengan pembahasan buku, isi dari artikel ini sudah sangat relevan dan benar adanya.


Berdasarkan artikel di http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-diskusi-dalam-pembelajaran/ dapat kita lihat bahwa penjelasan mengenai metode diskusi dalam pembelajaran tersebut sudah relevan dengan penjelasan metode diskusi pendidikan orang dewasa yang tertera di buku PENDIDIKAN ORANG DEWASA Dari Teori Hingga Aplikasi oleh Dr. Ir. H. Suprijanto.
Pada site yang disebutkan tadi, telah dijelaskan bahwa metode disukusi merupakan saran penyampaian materi pelajaran, dan memberi kesempatan kepada anggota diskusi untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah. Dalam hal ini, yang dibicarakan adalah diskusi antara guru dengan murid-murdnya, namun ini juga sudah sesuai dengan apa yang dikatakan di buku, yaitu bahwa penggunaan metode disukusi ini efektif bagi pendidikan orang dewasa.
Artikel diatas juga menampilkan dan menjelaskan jenis-jenis dari diskusi yang relevan dengan yang terdapat di buku dimana jenis-jenis dari metode diskusi tersebut memiliki komunikasi didalamnya. Contoh:

* Buzz Group, suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Diskusi ini dapat diadakan di tengah-tengah atau akhir. Pada jenis diskusi ini komunikasi terjadi dimana anggota-anggota kelompok menyatakan ide-idenya yang dicatat oleh sekertaris lalu menyelesaikan kesimpulan yang akan disampaikan kembali ke kelompok besar atau kelas setelah selesai. Sesi buzz biasanya memerlukan waktu 10-20 menit.


* Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat. Untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan. Dalam hal ini komunikasi antar anggota kelompok dikusi bebas terjadi.

Selain itu juga disebutkan pada http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/16/analisis-peranan-mahasiswa-pada-kelompok-diskusi-dan-hubungannya-dengan-prestasi-belajar-pada-mata-kuliah-aljabar-linier/ bahwa Diskusi adalah salah satu jenis metode pembelajaran yang dapat menjadikan komunikasi banyak arah. Diskusi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan berlangsungnya dialog antar mahasiswa.” (Kardi dan Nur; 2000;17).

Paparan diatas memiliki relevansi dengan salah satu dari berbagai manfaat metode diskusi kelompok dalam pendidikan orang dewasa pada buku PENDIDIKAN ORANG DEWASA Dari Teori Hingga Aplikasi oleh Dr. Ir. H. Suprijanto yakni metode diskusi member kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya dan mendorong setiap individu untuk berpikir dan mengambil keputusan.
Mengenai kepemimpinan diskusi memimpin diskusi yang baik atau efektif terdapat pada http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html yang menjelaskan bahwa pemimpin diskusi kelompok yang baik diantaranya mengatur alur pembicaraan atau komunikasi dalam kelompok, mengerti dan setidaknya mencoba memahami pendapat yang dikemukakan dan kemudian yang terakhir yaitu membangkitkan keberanian pembicara atau anggota kelompok.
Diskusi kelompok tidak hanya berlangsung secara formal dan dilaksanakan dalam bentuk debat seperti yang dipaparkan pada http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/21/diskusi-dan-macamnya/ yaitu salah satu macam diskusi ialah debat informal yang memilki pengertian merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara sistematis disebut diskusi informal.

Adapun langkah dalam diskusi informal adalah :
(1). menyampaikan problema;
(2). pengumpulan data;
(3). alternatif penyelesaian;
(4). memlilih cara penyelesaian yang terbaik.

Kelompok kami mengkaji bahwa komunikasi yang terjadi pada jenis diskusi tersebut berlangsung bebas dan tidak jarang menyiratkan kesan konfrontasi. Hal ini disebabkan terbaginya mereka dalam dua kubu yakni pro dan kontra serta selain itu keadaan informal atau peraturan yang longgar juga mempengaruhi komunikasi yang terjadi semakin bebas bahkan terkadang alot dan menyebabkan perselisishan.

Didapati juga salah satu contoh diskusi kelompok yakni FishBowl Discussion. Diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish bowl). Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula. Dalam diskusi jenis ini komunikasinya terjadinya lebih informal dan cenderung lebih membatasi aspirasi atau pendapat anggota kelompok karena prosedurnya yang mengharuskan anggota kelompok maju dan duduk di kursi kosong yang telah disediakan dimana tidak seperti jenis diskusi lainnya seperti brainstorming yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kemudian yang terakhir yaitu teknik kelompok nominal adalah suatu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang digunakan daripada brainstorming. Ini berarti juga teknik untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian personal dalam suasana ketidakpastian, ketidaksepakatan pada inti persoalan dan lalu mencari jalan keluar terbaik. Dalam teknik kelompok nominal pandangan pribadi masing-masing orang memegang peranan penting. Jenis diskusi ini tepat dipakai untuk kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari sama dengan 14 orang. Hal demikian karena dengan jumlah anggota yang sedikit perselisihan relatif dapat diselesaikan lebih cepat.
Terdapat tiga elemen penting yang sebaiknya diperhatikan jika hendak memakai teknik kemompok nominal, yakni:

* Elemen pertama, hanya ada sebuah saja pertanyaan yang sudah dipikirkan matang dan dirumuskan.

* Elemen kedua ialah ada sekelompok orang dengan tugas khusus dan ahli dalam masalah yang akan didiskusikan.

* Elemen ketiga tidak lain pemimpin kelompok yang dapat memimpin. Tugas pemimpin kelompok hanyalah menjadi fasilitator dan tidak mempengaruhi berlangsungnya persidangan seperti mengusulkan suatu rekomendasi.

Jenis diskusi ini mirip dengan braionstorming yang bersifat mengumpulkan pendapat dari anggota kelompok dengan bebas dan komunikasi yang terjalin juga bebas hanya saja lebih jarang digunakan.



3. Daftar Pustaka
Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-diskusi-dalam-pembelajaran/
http://nakih.blogdetik.com/index.php/2009/01/28/diskusi-macam-macam-diskusi/
http://www.docstoc.com/docs/17598868/Mengajar-dengan-Metode-Diskusi
http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/16/analisis-peranan-mahasiswa-pada-kelompok-diskusi-dan-hubungannya-dengan-prestasi-belajar-pada-mata-kuliah-aljabar-linier/
http://www.freewebs.com/desya/apps/blog/entries/show/587807
http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html
http://abankcorps.wordpress.com/2008/07/11/teknik-memimpin-diskusi/
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/21/diskusi-dan-macamnya/
http://id.shvoong.com/business-management/management/1754391-nominal-group-technique/
http://nazarmargolang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=87
http://tpers.net/?p=1201



4. Testimoni Setiap Anggota Kelompok

Vivi Fransiska (0813010173)
Menurut saya, metode belajar diskusi dalam pendidikan orang dewasa cukup efektif, karena selain semua partisipan atau peserta didik dapat berperan dengan komunikasi aktif, peserta didik juga diberi kebebasan mengeluarkan pendapat seputar topik yang dibahas dalam diskusi. melalui diskusi, setiap individu juga didorong untuk berpikir dan mengambil keputusan. diskusi cenderung membuat peserta berwawasan luas. dengan terbiasanya peserta melakukan diskusi, mereka akan lebih terbiasa juga dalam mengidentifikasi, menemukan dan memecahkan masalah.

Gracias Anastasia (081301082)
Menurut saya, metode pembelajaran dalam bentuk diskusi adalah salah satu cara belajar yang paling baik dan efektif juga. Di dalam diskusi, baik pemimpin diskusi ataupun partisipan, memiliki kesempatan untuk tampil aktif dan mengemukakan pendapat secara bebas. Metode diskusi juga sangat fleksible karena memberi peluang yang besar untuk divariasikan dengan berbagai macam kegiatan ataupun alat bantu media, misalnya mendiskusikan film, mendiskusikan music, menggunakan LCD, membahas tentang buku, dan lain sebagainya. Diskusi yang baik dan berbobot pastimnya juga akan menghasilkan hasil diskusi yang baik pula, dimana diskusi yang baik harus dibarengi dengan kemampuan komunikasi dari masing-masing anggota. Jika komunikasi dalam diskusi berjalan dengan baik maka hasil diskusi juga pasti berkualitas.

Rahayu Mardani (081301114)
Menurut saya bahwa metode diskusi adalah salah satu jenis metode pembelajaran yang dapat menjadikan komunikasi banyak arah. Kaitannya adalah bahwa diskusi memungkinkan para anggota kelompok mengeluarkan pendapat dan pandangannya, saling bertukar informasi baik dalam memecahkan suatu masalah ataupun membahas suatu tema yang dianggap penting. Seperti contohnya dalam salah satu jenis diskusi brainstorming.
Dengan berbagai jenis diskusi yang berbeda maka komunikasi yang terjalin juga berbeda., baik itu informal ataupun formal. Komunikasi yang hidup ataupun baik tidak jarang tergantung pada pimpinan diskusi yang dapat membangun komuikasi yang baik.


resume-KOMUNIKASI TERTULIS DALAM POD

A. PENDAHULUAN
Komunikasi tertulis adalah bagian dari program komunikasi yang ditujukan kepada mereka yang membaca. Bentuk lain dari komunikasi adalah ditujukan untuk mereka yang melihat dan mendengar. Bentuk komunikasi tertulis yang paling umum digunakan adalah surat, termasuk laporan berkala dan surat edaran, berita, poster, bulletin, leaflet, dan pamphlet. Dalam menggunakan alat tersebut, yang paling penting adalah pesan sedapat mungkin bersifat “pribadi”, singkat dan menarik.

B. LAPORAN BERKALA DAN SURAT EDARAN
Laporan berkala adalah laporan yang dikirim secara pribadi kepada orang banyak, yang biasanya berisi lebih banyak teks dalam proporsi teks-gambar dan ukuran halaman lebih kecil daripada surat kabar, sehingga ruang beritanya sempit dan terbatas.
Surat edaran sifat pribadinya tidak sama seperti laporan berkala. Surat edaran lebih fokus pada suatu peristiwa, kejadia, atau keadaan lingkungan, digunakan untuk memperkuat dan memberi dorongan terhadap pelaksanaan pertemuan, demonstrasi, atau kegiatan POD lainnya. Manfaat dan kelemahannya sebanding dengan laporan berkala.

C. BERITA
Berita menunjuk pada artikel yang dicetak dalam surat kabar local. Ada 6 kunci di mana editor surat kabar sering menggunakannya untuk menentukan apa yang akan dicetak, yaitu:
1. ketepatan waktu
2. kedekatan informasi dengan pembacanya
3. akibat/pengaruh informasinya terhadap pembaca
4. menonjol  karakteristik yang diinformasikan yang menonjol
5. pusat perhatian orang
6. kebijakan surat kabar

D. BULETIN, FOLDER, LEAFLET, ATAU PAMFLET
Merupakan informasi tertulis mengenai subjek khusus yang panjangnya bervariasi. Kesederhanaan sebaiknya menjadi kata kunci dalam mempersiapkan keempat hal di atas. Keberhasilan penggunaan bulletin sebagai teknik “pemanasan” tergantung pada cara pimpinan atau pendidik memperkenalkan bulletin tersebut. Folder, leaflet, dan pamfelt bisa digunakan tersendiri atau dikombinasikan dengan metode visual lain, kelebihan dari ketiganya adalah biayanya lebih murah, waktu persiapan singkat, dan cepat sampai di tangan sasaran.

E. POSTER
Poster adalah salah satu jenis media massa tertulis yang perlu diketahui dalam POD, merupakan lembar kertas atau karton dengan ilustrasi dan biasanya hanya menggunakan sedikit kata-kata. Poster didesain untuk menarik perhatian pejalan, menekankan fakta atau ide dan menstimulasi orang itu untuk mendukung ide, memperoleh lebih banyak informasi atau melakukan beberapa jenis aksi.

F. MENULIS CEPAT
Anda akan dapat menulis cepat jika:
# mengetahui pembaca Anda
# mempunyai tujuan dan kejar tujuan itu
#mempunyai rencana dan ikuti rencana itu

G. MENULIS AGAR MUDAH DIBACA
1. seperti bercakap-cakap (menggunakan bahasa sehari-hari)
2. menggunakan kata-kata yang pendek dan mudah dimengerti
3. menggunakan kata-kata personal
4. menggunakan kalimat yang pendek dan bervariasi
5. menggunakan paragraph yang pendek
6. menyusun kalimat dengan urutan yang logis
7. memperhatikan hal-hal berikut:
- tata bahasa campuran
- peubah yang berayun
- berlebihan
- kata abstrak
- membatasi
- berbelit-belit
- susunan yang tercampur atau paralelisasi yang salah

Referensi:
Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

resume-METODE POD

A. PENDAHULUAN
Metode yang dapat digunakan dalam POD sangat banyak, mulai dari penyajian formal sampai dengan widyawisata. Pengetahuan tentang metode ini sangat penting agar dapat menentukan metode yang sesuai dengan program POD yang dilaksanakan.

B. KONTINUM PROSES BELAJAR SEBAGAI DASAR METODE POD
Metode POD berdasarkan tujuan pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu:
(1) membantu orang menata pengalaman masa lalu yang dimilikinya melalui cara baru, dan membantu individu untuk dapat lebih memanfaatkan apa yang telah diketahuinya
(2) memberikan pengetahuan atau keterampilan baru, yakni mendorong individu untuk meraih pengetahuan atau keterampilan yang lebih baik daripada pengetahuan atau keterampilan yang sudah dimilikinya
Posisi atau sifat pengalaman belajar dalam kontinum proses belajar dapat mempengaruhi beberapa hal berikut ini:
1. persiapan dan orientasi bagi proses belajar
2. suasana dan kecepatan belajar
3. peran dan sikap pembimbing
4. peran dan sikap peserta didik
5. metode yang diterapkan agar usaha belajar berhasil

C. PEMILIHAN JENIS PERTEMUAN
Ada beberapa jenis pertemuan yang dapat dipilih seseorang guna menyampaikan sesuatu kepada orang lain, yaitu:
1. institusi
2. konvensi
3. konferensi
4. lokakarya (workshop)
5. seminar
6. kursus kilat
7. kuliah bersambung
8. kelas formal
9. diskusi terbuka

D. MERENCANAKAN PERTEMUAN
1. Prapertemuan
Berbicara seputar apa yang akan dikerjakan, apa tujuan pertemuan, siapa saja yang akan ikut serta, kepada kelompok mana pertemuan itu ditujukan, metode dan alternative apa yang akan digunakan, lokasi pertemuan dan fasilitas yang diperlukan dan juga menetapkan sumber luar yang akan digunakan.
2. Penerimaan Peserta
Berbicara seputar bagaimana sebaiknya menerima peserta yang akan datang, membuat peserta merasa seperti di rumah sendiri, apa yang dikerjakan dalam acara pembukaan, dan bagaimana “mencairkan es”.
3. Prosedur Pertemuan
Berbicara seputar teknik apa yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang dipikulnya. Prosedur yang paling baik dimulai dan dilaksanakan dengan cara santai.
4. Evaluasi
Berbicara seputar apa yang telah dicoba kerjakan, bagaimana mengerjakannya, mengapa dipilih cara itu, dan apakah pekerjaan yang ditetapkan telah benar-benar terselesaikan.

E. METODE DALAM PERTEMUAN
Teknik-teknik penting yang dapat digunakan dalam POD antara lain:
1. penyajian formal  ceramah/kuliah, symposium, diskusi panel, kolokium (colloquy)
2. teknik diskusi
3. demonstrasi dan laboratorium
4. widyawisata (karyawisata)
5. audiovisual
6. komunikasi tertulis

F. PENYAJIAN FORMAL
Penyajian formal yang asli adalah penyajian yang bersifat searah dari pembicara kepada peserta tanpa ada umpan balik dari peserta kepada pembicara, dapat terdiri atas ceramah/kuliah, symposium, diskusi panel dan kolokium.
Jika program ini dikembangkan menjadi pertemuan mimbar formal, tetapi pendengar diberi kesempatan untuk berpartisipasi, dapat dibuat menjadi forum. Kesuksesan forum tergantung pada moderator, yang bekerja keras untuk mendorong pendengar berpartisipasi dan ia harus memulai memberikan dorongan sebelum memperkenalkan pembicara atau anggota symposium.

Referensi:
Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

resume-PERENCANAAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA

A. PENDAHULUAN
Rancangan pendidikan perlu disusun jika ingin kegiatan pendidikan ingin berhasil. Untuk membahsa perencanaan POD dapat digunakan pendekatan perencanaan pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat, dan lebih lengkap lagi jika tidak disertai rancangan pembelajaran supaya proses POD dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip POD.

B. KOMPONEN PERENCANAAN PENDIDIKAN
Komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. peserta didik
2. tujuan belajar
3. sumber belajar (pembimbing)
4. kurikulum
5. organisasi pelaksana
6. kondisi masyarakat setempat
7. kemanfaatan langsung
8. struktur organisasi.
Dalam perencanaan pendidikan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
• Penemuan yang telah ada sebelumnya
• Perlunya penelitian keadaan lokasi
• Perkiraan kebutuhan
• Penyusunan skala prioritas
• Penyusunan tujuan dan strategi
• Rancangan implementasi
• Penetapan waktu pelaksanaan
• Penilaian

C. PERENCANAAN PARTISIPATIF
1. Prinsip Perencanaan Partisipatif
- hubungan dengan masyarakat
- partisipan
- teknik kerja kelompok
* pertemuan kelompok
* proses kelompok
* teknik delphi
- ramalan dan pembuatan program
- pengambilan keputusan
* paksaan
* hadiah
* referensi
* peraturan/hukum
* keahlian
2. Prosedur Perencanaan Partisipatif
- menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan
- melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi perencanaan prioritas
- menspesifikasi tujuan
- menentukan standar perfomansi
- menentukan alat/metode/alternative pemecahan
- melakukan implementasi dan menilai
- mengadakan review

D. PERISTIWA PENGAJARAN
Peristiwa pengajaran adalah kegiatan pembimbing untuk memberi rangsangan eksternal kepada peserta didik agar proses belajar mereka lebih cepat. Fungsinya adalah sebagai berikut:
1. memperoleh perhatian peserta didik
2. memberitahu tujuan khusus pengajaran kepada peserta didik
3. membantu peserta didika mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki
4. menyajikan materi pelajaran
5. memberi bimbingan belajar
6. memperoleh informasi
7. memberi umpan balik tentang perbaikan performansi
8. menilai performansi peserta didik
9. meningkatkan retensi dan transfer

E. RANCANGAN PENGAJARAN
Prosedurnya antara lain:
1. identifikasi tujuan umum pengajaran
2. melakukan analisis pengajaran
3. identifikasi tingkah laku masukan dan ciri peserta didik
4. merumuskan tujuan performansi
5. mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. mengembangkan strategi pengajaran
7. mengembangkan dan memilih materi pengajaran
8. merancang dan melakukan evaluasi formatif
9. merevisi bahan pengajaran
10. merancang dan melakukan evaluasi sumatif

Referensi:
Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

resume-ALAT BANTU AUDIOVISUAL POD

A. PENDAHULUAN
Alat bantu audiovisual adalah bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Beberapa jenis alat bantu adiovisual yang biasa dipakai:
-papan tulis/buletin
-chart, grafik, diagram, peta
-drama, wayang kulit
-pameran
-papan planel/tempel
-gambar, foto, bahan cetakan
-TV, radio, video tape
-tape recorder
-poster, kartun, klipping
-film, slide, filmstrip

B. POSISI ALAT BANTU AUDIOVISUAL DALAM PENGAJARAN
Posisi alat bantu audiovisual dalam pengajaran adalah sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi pelajaran atau konsep yang sulit dimengerti tanpa ilustrasi visual.

1. Kesalahan Persepsi Alat Bantu Audiovisual
Ada beberapa kesalahan persepsi, yaitu:
-alat bantu audiovisual (ABAV) bukan bentuk pendidikan tersendiri
-ABAV bukan hanya gambar saja
-ABAV bukan untuk menarik perhatian, tatpi mengurangi usaha belajar
-ABAV bukan suatu yang baru
-ABVA bukan suatu obat yang mujarab untuk seluruh hambatan pengajaran

2. Manfaat ABAV
-membantu memberi konsep pertama atau kesan yang benar
-mendorong minat
-meningkatkan pengertian yang lebih baik
-melengkapi sumber belajar yang lain
-menambah variasi metode mengajar
-menghemat waktu
-meningkatkan keingintahuan intelektual
-cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu
-membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
-dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa

C. PRINSIP PENGGUNAAN ABAV
Berikut ini ada penjelasan bagaimana menentukan dan menggunakan ABAV, yaitu:
1. menentukan alat yang digunakan
2. menggunakan ABAV
-terarah
-disajikan pada tepat waktu
-tahu cara menggunakan
-alat bantu untuk menggunakan sesuatu
-dorong partisipasi belajar
-rencanakan penggunaan alat bantu
-gunakan beberapa alat bantu
-gunakan dan simpan dengan baik

D. FILM, SLIDE DAN FILMSTIP
Kesamaan antara ketiga alat bantu ini adalah dalam hal menggunakan transparansi (film) yang diproyeksikan pada sebuah layar agar dapat dilihat.
Film adalah rangkaian gambar mati pada rol film.
Slide adalah salah satu alat visual yang paling populer dan serbaguna, yang dapat digunakan dalam penyuluhan
Filmstrip adalah alat visual yang terdiri atas serangkaian foto yang tersusun pada film dengan panjang tertentu dan diproyeksikan dengan proyektur khusus, satu waktu satu gambar.
Baik film, slide maupun filmstrip, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Sumber-sumber untuk memperoleh alat bantu ini biasanya terdapat dalam arsip perpustakaan, dinas-dinas, serta instansi-instansi yang mempunyai program POD maupun penyuluhan.

E. TAPE RECORDER
Rekaman dengan menggunakan tape memerlukan perencanaan yang cermat dalam produksi dan penggunannya. Rekaman tersebut sebaiknya berhubungan dengan subjek yang sedang dibahas dan terorganisasi dengan baik.

F. TV DAN VIDEO TAPE
Televisi pendidikan dapat menjadi alat yang baik bagi penyuluh. Televisi instruksional berbeda dengan televisi penyiaran, yaitu dalam hal materinya yang tidak didesain untuk didistribusikan oleh stasiun penyiaran massa.
Video tape memungkinkan menayangkan objek berupa gambar, demonstrasi, ilustrasi dan penjelasan dalam pertemuan. Hal ini merupakan pembangkit minat.

G. RADIO
Kelebihan radio:
-memberikan kesegaran dalam informasi
-menjangkau banyak orang
-memungkinkan pendengar untuk membawa ke mana pun mereka pergi
-memberikan kehangatan suara manusia
-merasuk ke tradisi percakapan masyarakat dan dapat mengatasi hambatan kemelekan huruf yang dihadapi oleh media cetak
Kelemahan radio:
-pendengar tidak dapat menunjukkan kembali apa yang telah didengar atau tidak dapat melihat apa yang telah dijelaskan.
Dua jenis siaran radio yang biasa dimanfaatkan:
1. siaran terbuka
2. kelompok pendengar siaran terbuka

H. OVERHEAD PROJECTOR
Manfaatnya:
-proyektor dapat digunakan di depan kelas
-instruktur dapat menghadap kelas
-gambar yang terproyeksi dapat dilihat dalam ruangan yang terang
-transparansi OHP mudah disiapkan
-proyektor ringan
-gambar yang terproyeksi selalu terlihat pebuh
-gagasan dapat disajikan satu per satu
-bagian yang penting dapat ditunjukkan dengan menggarisbawahi, menambah warna atau menggunakan alat penunjuk
-beberapa teknik yang menarik dan efektif dapat digunakan dengan OHP
-transparansi OHP membuat materi dapat dicatat dengan mudah
-waktu kelas dapat dihemat
-transparansi dapat digunakan secara berulang-ulang dan mudah disimpan
-tidak diperlukan operator khusus

I. LCD PROJECTION PANEL
Kelebihan LCD dibanding OHP, antara lain penampilannya berwarna dan dapat diprogram urutan latar belakang, layout, transisi dan animasinya.

J. PAPAN TULIS, CHART, DAN PETA
ABAV ini telah lama digunakan dan masih merupakan ABAV yang utama. Tiga hal tersebut dibahas dalam satu judul karena metode penggunaannya hampir sama.

K. PAPAN PLANEL
Papan planel bervariasi menurut tipe konstruksi dan bahan yang digunakan.

L. PAMERAN
Pameran meruapakan sarana yang baik untuk menarik perhatian orang banyak dan menumbuhkan minat terhadap praktik yang dianjurkan. Pameran akan menjangkau orang yang tidak ikut dalam jenis POD yang lebih formal.

M. BENDA
Yang dimaksud benda dalam hal ini adalah contoh atau barang asli, model atau barang tiruan, dan spesimen atau barang yang diawetkan.

Referensi:
Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

resume2-prinsip,perspektif teoritis dan pendekatan POD; keyakinan tentang proses belajar mengajar POD

PRINSIP-PRINSIP UMUM UNTUK MEMILIH PENGALAMAN BELAJAR POD

Ada beberapa prinsip umum yang berguna bagi pemilihan pengalaman belajar, apapun tujuan belajar yang hendak dicapai.
1. Seorang pebelajar yang hendak mencapai tujuan belajar haruslah memiliki pengalaman-pengalaman belajar yang memberinya kesempatan untuk mempraktikkan bentuk atau jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan tersebut.
2. Pengalama-pengalaman belajar dibuat dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kepuasan dalam diri pebelajar setekah melaksanakan perilaku yang tersirat dalam tujuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Yang berkaitan dengan pengalaman belajar adalah reaksi yang dikehendaki terjadi dalam pengalaman supaya berada dalam batas pengalaman para pebelajar yang terlibat.
4. Ada banyak pengalaman belajar yang spesifik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang sama.
5. Suatu pengalaman belajar biasanya akan menimbulkan beberapa macam hasil.

Beberapa prinsip belajar untuk POD
• Pertama, prinsip latihan (praktik)
Seseorang tidak akan belajar apapun apabila ia tidak melakukan sesuatu.
• Kedua, prinsip hubungan
Dari hubungan-hubungan yang dilakukan seseorang (menghubungkan peristiwa yang sedang terjadi dengan peristiwa yg terjadi sebelumnya) itu hasilnya akan diingat dalam kurun waktu yang cukup lama.
• Ketiga, prinsip akibat
• Keempat, prinsip kesiapan
Prinsip ini akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh seseorang dari suatu proses belajar.

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM POD
1. Pendekatan perumusan masalah
Empat strategi dalam pengembangan kurikulum dengan konsep Khit-pen, yaitu:
• Mendiagnosa kebutuhan belajar dari pebelajar.
• Merencanakan satuan-satuan pelajaran dan proses-proses diskusi sedemikian rupa, sehingga setiap session memberikan kesempatan untuk berlatih dalam pemecahan masalah.
• Banyak menggunakan gambar atau discussion starter, sebagai alat untuk mempraktekkan teknik atau ketrampilan dalam memecahkan masalah.
• Menyusun kurikulum secara luwes, utnuk mengakomodasi terhadap keanekaragaman kebutuhan pebelajar.

2. Pendekatan proyektif
Misalnya menggali dimensi permasalahan melalui cerita (yang berfungsi sebagai alat proyektif bagi pebelajar yang gunanya memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk memahami tindak tanduk dari pelakunya serta memahami isi cerita tersebut.

3. Pendekatan apersepsi-interaksi
Dimulai dengan mengidentifikasi tema-tema masalah kehidupan sehari-hari pebelajar.

4. Pendekatan self-actualization
Pendekatan ini memiliki 4 ciri utama, yaitu:
• Proses yang terpusat pada pebelajar
• Belajar bersama teman dalam kelompok (peer learning)
• Membantu timbulnya konsep diri yang positif
• Daya khayal yang berdaya cipta

Model kurikulum dan penerapan teori belajar
1) Model Kurikulum
Model Informasi Pembelajar: Memberi informasi dan keterampilan dengan kuliah dan penggunaan latihan. Bahan mengandung informasi selengkap mungkin. pebelajar: Menyerap informasi dari pemikiran pembelajar dan dar bahan bacaan. penekanan: Merupakan penguasaan bahan dan menghafalnya.
Model Pemecahan Masalah Pembelajar:Memberi rangsangan berbentuk gambar dan menghidupkan diskusi mengenai suatu hal. Bahan tidak mengandung sebagai informasi. Pebelajar:Menganalisis masalahnya, menilai kepentingannya, mempertimbangkan sebab dan akibatnya, mempertimbangkan pemecahan yang mungkin. penekanan:Pada penggunaan pikiran pebelajar untuk menelaah dan memecahkan masalah.
Model Proyektif Pembelajar:Memberikan suatu cerita terbuka atau cerita bergambar mengenai kejadian-kejadian yang terjadi dalam cerita berasal dari penulis kurikulum. Mengandung berbagai informasi, mulai dari masalah teknis sampai pengaruh yang bersifat nasional atau ekonomis. Akhir cerita diceritakan oleh pebelajar. penekanan:Pada pemahaman masalah secara terpadu.
Model ekspresi Pembelajar:Memberikan bahan mentah yang dapat dipergunakan oleh pebelajar untuk menciptakan cerita yang mengandung masalah Bahan tidak mengandung informasi tertentu, kecuali rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan manusia. Pebelajar:Mempergunakan bahan mentah pengalaman hidupnya sendiri untuk menciptakan cerita baru yang dapat didiskusikan dengan pebelajar lain. penekanan: Pada kepercayaan terhadap diri sendiri, daya cipta dan kemampuan berkomunikasi serta pada pemecahan masalah berdasarkan bahan pelajaran.

2) Penerapan Teori Belajar pada Situasi Belajar
• Pendekatan yang terpusat pada masalah
• Pendekatan perwujudan diri
KEYAKINAN PROSES BELAJAR ORANG DEWASA
I. Tujuan-tujuan instruksional
Merupakan bagian penting dalam proses belajar. Dapat berperan sebagai pemandu untuk mengorganisasikan tindakan dan mengarahkan disain pengalaman-pengalaman belajar. Juga berperan sebagai penentuan hasil-hasil kegiatan belajar, membandingkan apa yang terjadi dengan yang direncanakan.
II. Proses belajar
Belajar adalah latihan pikiran dan pengumpulan kebenaran dasar (disiplin mental). Belajar adalah pengkondisian (conditioning) atau penguatan. Belajar juga merupakan pengembangan pengertian (Gestalt-Field).
Teori Belajar Sifat Manusia Tujuan Pendidikan Metde Filosofi
Disiplin mental Pikiran mikrokosmos
Dualistis: pikiran dan badan terpisah Melatih kecerdasan
Meneruskan kebudayaan Transfer pengetahuan
Memanfaatkan pengetahuan Idealism
Esensialis
Perenialisme
Asosiasi S-R Mekanisme pancaindera Menguasai fakta dan informasi Conditioning dan penguatan
Fokus pada bagian-bagian Realism
Esensialisme
Perenialisme
Gestald-field Organisme yang mengalami reaksi Membantu manusia menguasai dan mengubah lingkungan Pemecahan masalah
Fokus pada keseluruhan (totalitas) Progresivisme
Rekonstruksionisme
Eksistensionisme (dalam beberapa bentuk)

Keyakinan-keyakinan tentang pebelajar orang dewasa
Ada dua pandangan yang dikemukakan oleh Apps, terutama untuk kepentingan pembahasan pebelajar orang dewasa (adult leaner), yaitu pertanyaan yang menyangkut hubungan manusia dengan masyarakat dan hubungan manusia dengan alam.
Manusia dengan masyarakat. Ada dua hal pokok yang dibicarakan dalam hal ini, yaitu:
• Pada tingkat mana manusia secara total merupakan sebagian dari masyarakat dan sebaliknya dalam beberapa tingkat terpisah dari masyarakat.
• Hubungan-hubungan pengaruh antara manusia dan masyarakat.
Dan pada pertanyaan menyangkut hubungan manusia dengan alam, hal pokok yang dibicarakan sama dengan yang di atas.
PERSPEKTIF TEORITIS BELAJAR ORANG DEWASA
A. Carl Roger
Ilmu jiwa humanistic ini menganjurkan perluasan penggunaan teknik psikoterapi dalam bidang pembelajaran. Menurutnya, peserta pebelajar dan pembelajar, hendaknya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai diri mereka melalui pengalaman kelompok yang lebih intensif. Pendekatan ini lebih sering dikenal dengan latihan sensitivitas, yang bertujuan untuk membantu pebelajar berbagi rasa ke dalam penjagaan sikap dan hubungan interpersonal di antara mereka.
Belajar pengalaman yang dikembangankan Rogers mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1. Manusia memiliki potensi alamiah untuk pebelajar
2. Kegiatan belajar terjadi ketika pebelajar menyadari relevansi pelajaran tersebut bagi dirinya
3. Kegiatan belajar melibatkan perubahan dalam organisasi dan persepsi diri
4. Kegiatan belajar yang mengancam persepsi diri lebih mudah dipahami/dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman luar masih minim
5. Kegiatan belajar terjadi bila pebelajar tidak merasa takut
6. Kebanyakan pelajaran penting diperoleh dengan cara melakukan
7. Kegiatan belajar akan lebih mudah apabila pebelajar berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar
8. Belajar yang diprakarsai diri sendiri, melibatkan keseluruhan pebelajar sebagai pribadi
9. Rasa bebas, sifat kreatif dan percaya diri sendiri, memudahkan berlangsungnya proses belajar apabila pebelajar berani mengkritik dan menilai diri sendiri
10. Banyak hasil belajar yang bermanfaat dalam masyarakat diperoleh dengan mempelajari proses belajar dan memelihara keterbukaan untuk pengalaman sehingga proses perubahan tersebut mungkin tergabung ke dalam diri sendiri
B. Paulo Freire
Menurut Freire, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi (self-affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan perjuangan kemerdekaan, membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Ia mengemukakan bahwa pendidikan itu berfungsi sebagai bank yang bertujuan untuk konformitas. Konsep pendidikan yang berfungsi seperti perbankan, dikelola secara canggih dengan tujuan mendominasi: pembelajar mendominasi sedangkan pebelajar sebagai pihak yang diajar singkatannya SO sebaga berikut:
1. Pembelajar mengetahui segala sesuatu (serba tahu) sedangkan pebelajar tidak tahu apa-apa
2. Pembelajar berpikir kemudian pebelajar memikirkan apa yang dipikirkan oleh pebelajar
3. Pembelajar menerangkan sedangkan pebelajar memperhatikan apa yang diterangkan oleh pembelajar, tanpa tanggapan
4. Pembelajar mendisiplinkan sedangkan pebelajar didisiplinkan
5. Pembelajar memilih dan memaksakan pilihannya, sedangkan pebelajar tunduk patuh
6. Pembelajar bertindak, pebelajar mengkhayalkan tindakan yang dilakukan oleh pembelajar
7. Pembelajar tanpa konsultasi dengan pebelajar memilih program, sedangkan pebelajar harus menyesuaikan diri
8. Pembelajar mengacaukan otoritas pengetahuan dengan otoritas professional yang diadakan untuk melakukan tantangan terhadap kebebasan pebelajar
9. Pembelajar adalah subjek proses pembelajaran, sedangkan pebelajar hanyalah sebagai objek
Menurut Freire, prinsip-prinsip dalam conscientiziation adalah sebagai berikut:
• Tidak seorangpun yang dapat mengajar siapapun juga
• Tidak seorangpun yang belajar sendiri
• Orang-orang harus belajar bersama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka
C. Robert M. Gagne
Karya Gagne penting bagi POD, terutama yang berkaitan dengan kondisi belajar. Ia mengajukan 8 tipe belajar (7 di antaranya dianggap sebagai suatu hierarki), antara lain: (1) belajar berisyarat/classical conditining, (2) belajar stimulus-respon/operant conditioning, (3) rangkaian motorik/belajar keterampilan, (4) rangkaian verbal/rote learning, (5) diskriminasi berganda/keterampilan intelektual dalam membedakan jenis gejala yang serupa, (6) belajar konsep/berpikir abstrak, (7) belajar aturan/kemampuan merespon terhadap keseluruhan isyarat, dan (8) pemecahan masalah yang bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap situasi problematic.
D. Jack Mezirow
Ia menyatakan adanya perbedaan tingkatan refleksi, menetapkan perbedaan tingkatan refleksi dan menetapkan tujuh tingkatan refleksi yang mungkin terjadi dalam masa kedewasaan, yaitu:
• Refleksivitas, yakni kesadaran akan persepsi khusus, arti dan perilaku
• Refleksivitas afektif
• Refleksivitas diskriminasi
• Reflesivitas pertimbangan
• Reflesivitas konseptual
• Reflesivitas psikis
• Reflesivitas teoritis
E. Malcom Knowles
Ia mengemukakan sejarah penggunaan istilah andragogi yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 4 asumsi utama yang membedakan antara andragogi dan paedagogi, yaitu:
• Perbedaan dalam konsep diri
• Perbedaan pengalaman
• Kesiapan untuk belajar
• Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar
POD DALAM TINJAUAN FILSAFAT
A. Filsafat-filsafat umum: Suatu Tinjauan Sekilas
Filsafat-filsafat umum yang berhubungan dengan pendidikan dapat dijadikan sebagai sumber ide untuk pengembangan filsafat kerja pendidikan orang dewasa. Realisme dan idealisme dikenal sebagai filsafat tradisional, sedangkan eksperimentalisme dan eksistensialisne dikenal sebagai filsafat modern. Perbedaan antara keduanya terletak pada hasil akhir (tujuan) dan makna (arti). Pada filsafat tradisional, nilai akhir (tujuan) ditentukan oleh pihak luar dan seseorang hanya punya hak untuk hasil akhir. Sebaliknya pada filsafat modern, seseorang punya hak untuk menentukan hasil akhir dan makna (arti).
B. Ikhtisar dari filsafat POD
Filsafat pendidikan yang dimaksud adalah sebagai berikut: (a) esentialisme, (b) perenialisme, (c) progrisivisme (d) rekonstruksionisme (e) eksistensialisme

Daftar Pustaka:

Yusnadi, (200-). Andragogi, pendidikan orang dewasa. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pengertian Pendidikan Orang Dewasa (POD)
Pendidikan dirumuskan sebagai suatu proses penemuan sepanjang hayat terhadap apa-apa yang dibutuhkan untuk diketahui.
Dewasa ini, telah muncul lagi satu teori baru tentang pendidikan orang dewasa, yaitu andragogi (andr artinya orang dewasa), yang pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp (1883). Kapp membedakan pengertian social-paedago dengan andragogi. Ia berpendapat bahwa social-paedagogy lebih merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat. Sedangkan andragogi lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa cacat maupun tidak cacat secara berkelanjutan.
Andragogi dapat dirumuskan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar. UNESCO memberi batasan defenisi POD sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apapun isi, tingkatan dan metodanya, baik formal maupun tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, perguruan tinggi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang dianggap dewasa oleh masyarakat dalam mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya dan mengakibatkan perubahan pada perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.
Batasan di atas menunjukkan tekanan rangkap, yaitu pada pencapaian perkembangan individual dan pada peningkatan partisipasi sosial dari individu. Hasil belajarnya orang dewasa tampak dari perubahan perilakunya.
Karakteristik POD
1. Orang dewasa telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
Orang dewasa selalu berkehendak untuk menghubungkan pengalaman masa lalunya dengan apa yang sekarang mereka pelajari.

2. Orang dewasa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
Orang dewasa bermotivasikan untuk belajar karena ada keterpautannya dengan keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, dan adanya rasa untuk berprestasi secara personal, keputusan dan perwujudan diri.

3. Orang dewasa telah memiliki banyak peranan dan tanggung jawab.
Banyaknya peranan dan tanggung jawab yang dimiliki orang dewasa mengakibatkan timbulnya semacam persaingan terhadap permintaan akan waktu mereka.

4. Kurang kepercayaan pada kemampuan diri untuk belajar kembali.
Ada banyak faktor yang dianggap menyebabkan rasa tidak percaya diri di kalangan orang dewasa untuk belajar, misalnya proses penuaan, pengalaman negative semasa sekolah, dan sudah kehilangan kebiasaan belajar karena sudah lama meninggalkan bangku sekolah.

5. Orang dewasa lebih beragam dari para pemuda.
Orang dewasa dituntut memahami dan menerima adanya perbedaan-perbedaan individu. Hal inilah yang dijadikan kekuatan positif, yang dapat dimanfaatkan melalui pertukaran pengalaman.

6. Makna belajar bagi orang dewasa.
Dalam perencanaan suatu program POD, penyelenggara POD dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang pengalaman-pengalaman belajar apa yag akan diberikan pada pebelajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Beberapa Asumsi Dasar dan Implikasinya terhadap Belajar
Menurut Konwles (1980), Merjan (1983) dan Jarvis (1985), teori andragogi itu merupakan teori keterlibatan ego. Asumsi yang dijadikan landasan dimaksud adalah seperti berikut:
· Konsep diri
Beberapa implikasi dari asumsi konsep diri terhadap belajar bagi orang dewasa, di antaranya:
a. Iklim belajar perlu diciptakan dengan keadaan orang dewasa.
b. Pebelajar diikutsertakan dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya.
c. Pebelajar dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya.
d. Proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab bersama antara pembelajar (sumber, pembimbing, katalisator) dan pebelajar.
e. Evaluasi belajar dalam proses belajar andragogi menekankan kepada cara evaluasi diri.
· Pengalaman
Beberapa implikasi adanya perbedaan pengalaman antara orang dewasa dengan anak-anak dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Proses belajar orang dewasa lebih ditekankan pada metode yang sifatnya menyadap pengalaman mereka.
b. Penekanan pada proses belajar pada aplikasi praktis.
c. Penekanan dalam proses belajar adalah belajar dari pengalaman.
· Kesiapan untuk belajar
Orang dewasa memiliki masa kesiapan untuk belajar, masa ini sebagai akibat dari peran sosialnya.
· Orientasi terhadap belajar
Implikasi dalam proses belajar orang dewasa dengan adanya perbedaan dalam orientasi terhadap belajar antara orang dewasa dan anak-anak:
a. Para pendidik orang dewasa berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.
b. Kurikulum POD berorientasikan pada masalah.
c. Pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan maslaah atau perhatian yang ada pada benak mereka.

Proses belajar yang bersifat andragogis meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Ø Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk orang dewasa
Ø Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif
Ø Mendiagnosis kebutuhan belajar
Ø Merumuskan tujuan belajar
Ø Mengembangakn rancangan kegiatan belajar
Ø Melaksanakan kegiatan belajar, dan
Ø Mendiagnosa kembali kebutuhan belajar (evaluasi).
Tujuan POD
Houle (1972) menggambarkan 5 orientasi yang dipegang oleh pendidik orang dewasa secara berbeda.
1) Memusatkan pada tujuan
2) Memenuhi kebutuhan dan minat
3) Menyerupai sekolahan
4) Menguatkan kepemimpinan
5) Mengembangkan lembaga POD
6) Meningkatkan informalitas
Bergeivin mengemukakan tujuan POD sebagai berikut:
1) Untuk membantu pelajar mencapai suatu tingkat kebahagiaan dan makna dalam kehidupan
2) Untuk membantu pelajar memahami dirinya sendiri, bakatnya dan keterbatasannya serta hubungannya dengan orang lain
3) Untuk membantu orang dewasa mengenali dan memahami kebutuhan belajar seumur hidup
4) Untuk memberikan kondisi dan kesempatan dalam rangka membantu orang dewasa mencapai kemajuan dalam proses pematangan secara spiritual, budaya, fisik, politik dan kejujuran
5) Untuk memberikan jika dibutuhkan, pendidikan bagi kelangsungan hidup tentang kemampuan baca-tulis (melek-huruf), keterampilan kejujuran dan kesehatan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan POD adalah:
1) Untuk membantu orang-orang melakukan penyesuaian terhadap kondisi sosial dan dunia alamiah mereka dengan melengkapinya aspek pengertahuan, keterampilan, dan sikap
2) Untuk melengkapi orang dewasa dengan keterampilan-keteampilan yang diperlukan guna menemukan dan memecahkan masalah yang mungkin mereka hadapi dnegan menekankan pada keterampilan-keterampilan memecahkan masalah dan tidak pada isi atau subject matter
3) Untuk membantu orang-orang dewasa merubah kondisi sosial mereka
4) Untuk membantu orang dewasa menjadi bebas, individu-individu otonom
Pertimbangan filosofis dalam pendidikan orang dewasa
Dalam POD, berpikir filosofis sangat diperlukan, karena cara itu merupakan suatu tahap yang membimbing seseorang “mengetahui prinsip-prinsip apa yang harus atau yang akan dilakukan”. Metode berpikir filsafat bagi POD membutuhkan sejumlah alasan, mengapa hal itu diperlukan. Ada 5 alasan yang bisa dikemukakan disini:
1. Perlu ada acuan pertanyaan-pertanyaan apabila ingin menetapkan program yang akan datang, yaitu “apa itu, mengapa begitu, apa yang akan dilakukan”. Pertanyaan “apa itu dan mengapa begitu” dapat dijawab melalui pendekatan ilmiah, sedangkan pertanyaan “apa yang akan dilakukan” merupakan suatu pendekatan filosofis.
2. Pendidik untuk orang dewasa secara individual sering kali merasa hanya bagian yang sangat kecil dari suatu lembaga yang besar, sehingga ia memandang lembaga itu sebagai suatu sumber acuan.
3. Pendidikan membutuhkan landasan untuk menilai keterkaitan antar persoalan/masalah.
4. Pendidik perlu melihat keterkaitan antara POD dengan aktivitas masyarakat.
5. Suatu cara berpikir filosofis yang dikembangkan dengan baik dapat menyiapkan pendidik melalui pendekatan yang terkait erat dengan pertanyaan mendasar.

Daftar Pustaka
Yusnadi, (200-). Andragogi, pendidikan orang dewasa. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
 
Real Estate © 2010 Blogger Template design by Justinwoodie.com | Brought to you by Blogger Template Place & Blogger Tutorial | Powered by Blogger.