- Menurut saya, teori yang dapat menjelaskan bahwa pembelajaran dengan online sesuai dengan teori adalah sebagai berikut:
- Teori communication network
Menurut saya, sistem pembelajaran secara online sangat mengena dengan teori ini. Karena di dalamnya mementingkan kemudahan antar anggota dalam kelompok untuk saling terlibat dalam sebuah komunikasi.
- Teori oleh Malcom Knowles (1977)
Dalam teorinya, Knowles ada menyebutkan bahwa orang dewasa cenderung memilih kegiatan belajar yang dapat segera diaplikasikan, dalam hal ini adalah pembelajaran secara online. Bukan hanya teori saja yang didapatkan, namun, prakteknya juga dapat langsung diaplikasikan oleh peserta didik.
- Menurut saya, jika ditinjau berdasarkan kajian model, metode dan teknik POD, diskusi yang dilakukan secara online itu memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain:
- Berdasarkan kajian model
Menurut saya, model yang digunakan dalam diskusi online itu adalah model pembelajaran pemerolehan konsep. Karena mencakup penganalisisan proses berpikir dan diskusi mengenai atribut perolehan konsep. Konsep yang ingin diperoleh dalam diskusi saat itu adalah konsep kegiatan belajar yang akan dilakukan pada salah satu pertemuan mata kuliah andragogi.
Kelemahan:
Model seperti ini jika dilakukan dengan cara online akan menjadi kurang kondusif, karena yang berdikusi bukan hanya 2 atau 3 orang, melainkan 14 orang. Jadi, saat yang satu sedang mengutarakan pendapat, yang lainnya mengutarakan pendapat juga.
Kelebihan:
Model pembelajaran seperti ini cukup membantu jika peserta didik ingin membuat sebuah konsep, apalagi jika dilakukan dengan online maka prosesnya pun akan lebih fleksibel.
- Berdasarkan kajian metode dan teknik
Menurut saya, metode dan teknik yang digunakan adalah brainstorming. Karena mencakup penghimpunan pendapat, gagasan, dan pemikiran dari setiap peserta didik.
Kelemahan:
Kelemahan teknik ini adalah adanya kemungkinan untuk terjadi production blocking, yang mana seseorang tidak jadi mengutarakan pendapatnya, karena adanya orang lain yang mengutarakan pendapat juga di waktu yang sama.
Kelebihan:
Kelebihan dari metode ini, akan banyak ide yang bisa didapat, bahkan ide yang mungkin saja tidak terpikir oleh salah satu anggota tetapi tercetus oleh anggota lain.
- Garis besar dari modul (kelompok diskusi):
Tim Penyaji:
Rahayu Mardani, Gracias Anastasia, dan Vivi Fransiska.
Topik:
INSOMNIA
Tema:
Pengenalan tentang insomnia dan misteri di baliknya.
Judul:
mister(I)nsomnia
Latar Belakang:
Dewasa ini, banyak orang yang sering mengalami kesusahan tidur. Dan tak jarang pula, orang-orang mengasumsikan fenomena yang mereka hadapi itu sebagai insomnia. Padahal, insomnia ini memiliki karakteristik sendiri, bukan hanya sekedar susah tidur. Itulah sebabnya, kami mengangkat fenomena ini sebagai topic diskusi kami, dengan tujuan memperkenalkan kepada para peserta didik, apa sebenarnya insomnia itu, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pemicunya.
Tujuan diskusi:
Kegiatan diskusi ini bertujuan untuk memperkenalkan insomnia dan bahaya serta kerugiannya kepada mahasiswa psikologi, secara umum, dan kepada peserta diskusi, secara khusus.
Manfaat:
Manfaat kegiatan ini adalah agar peserta didik dapat menyadari sedari dini bahaya insomnia sehingga dapat menghindarinya dan beralih ke pola tidur yang sehat.
Peserta Diskusi:
Mahasiswa Psikologi USU yang mengambil mata kuliah Andragogi T.A. 2009-2010.
Jumlah peserta:
11 orang.
Alat:
Laptop, in focus dan layar, handout, mikrofon.
Bahan:
Materi dan pembahasan mengenai insomnia, contoh kasus insomnia, dan video yang berhubungan dengan insomnia.
Hasil yang diharapkan:
Hasil yang diharapkan dari diskusi ini adalah peserta diskusi dapat memahami isi dari diskusi ini serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diskusi ini pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi yang mengikutinya.
Rancangan Kegiatan:
PEMBUKAAN
Perkenalan kelompok:
Pertama sekali, tim penyaji memperkenalkan diri masing-masing, diikuti dengan pemaparan singkat mengenai topik yang akan didiskusikan, yaitu tentang insomnia
Tujuan diskusi:
Kelompok menjelaskan pada peserta diskusi perihal tujuan dan latar belakang mengapa insomnia dijadikan bahan diskusi.
Pembagian kelompok:
Peserta diskusi yang berjumlah 11 orang dibagi ke dalam 3 kelompok kecil yang berkisar antara 3 – 4 orang dalam setiap kelompok (disebut kelompok kecil). Kelompok besarnya adalah seluruh peserta didik.
DISKUSI
Brainstorming:
Tim penyaji mempersilahkan para peserta diskusi untuk memberikan ide-ide dan pendapat mereka mengenai topik yang dibicarakan dalam diskusi, baik secara umum maupun secara khusus.
Penampilan gambar, pemutaran video terkait insomnia dan pemaparan kasus:
Dengan bantuan in focus, tim penyaji menyajikan cuplikan video beserta gambar-gambar yang menunjukkan ciri-ciri penderita insomnia, dan selanjutnya menceritakan sebuah kasus nyata tentang insomnia, yang diperoleh dari internet.
Diskusi kelompok kecil:
Setelah melihat video, gambar dan kasus insomnia yang diceritakan oleh tim penyaji, para peserta diskusi diminta untuk mendiskusikan kasus insomnia dan video yang diputar dengan kelompok kecil mereka masing-masing. Adapun yang dapat didiskusikan antara lain adalah analisa kasus dan pembahasan teori. Mereka dipersilahkan menuangkan buah pikir mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan insomnia, apapun itu.
Diskusi kelompok besar:
Setelah berdiskusi dengan kelompok kecil, masing-masing hasil diskusinya itu dipresentasikan secara sederhana (membacakan hasil diskusi dengan berdiri di tempat)., satu per satu (satu orang mewakili satu kelompok). Kemudian, kelompok penyaji akan memberikan penjelasan lengkap mengenai insomnia itu sendiri (kurang lebih 25 menit berikutnya). Dari sini juga peserta didik bisa mengetahui pemahaman mereka salah atau tidak. Di akhir sesi, para peserta didik diperbolehkan mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan, yaitu insomnia. Selain itu, para peserta didik juga boleh memberikan umpan balik terhadap materi yang kami bawakan.
Kesimpulan diskusi oleh tim penyaji:
Setelah diskusi kelompok besar selesai dan mendapatkan poin-poin kesimpulan dari diskusi tersebut, tim penyaji merangkumnya dan menyampaikan kembali pada peserta diskusi.
PENUTUP
- Kuis dari tim penyaji:
Pada akhir diskusi, tim penyaji akan mengadakan kuis berupa 5 pertanyaan seputar diskusi. Masing pertanyaan yang benar diberikan reward. Kelompok yang salah menjawab tidak diberikan kesempatan menjawab ulang pada pertanyaan yang sama. Reward diberikan untuk kelompok.
- Evaluasi (Kuesioner):
Setelah kuis, tim penyaji membagikan lembaran kuesioner pada setiap peserta sebagai evaluasi sejauh mana pemahaman peserta diskusi sekaligus memberikan feedback kepada tim penyaji, bisa berupa kritik maupun saran.
- Pembagian Reward dan Salam Penutup:
Reward akan dibagikan di akhir sesi diskusi, dan diskusi selesai, diakhiri dengan salam penutup.
- Pengalaman-pengalam belajar yang dapat saya ceritakan adalah:
- Melalui blog, ada minat saya yang terpuaskan, karena saya mempelajari hal-hal yang termasuk baru bagi saya. Sebelumnya, saya tidak tahu-menahu tentang pembuatan, apalagi pengelolaan blog.
- Dengan bertambahnya pengetahuan saya, maka ada kepuasan tersendiri bagi saya yang tercipta, karena jika ditilik dari segi teknologi, pengetahuan saya sudah lebih maju satu langkah.
- Mungkin pernah terjadi ketidakefektifan pada penggunaan blog sebagai media, karena kebanyakan peserta didik belum begitu menguasai penggunaan blog.
- Memang banyak cara yang bisa dilakukan dalam pembelajaran andragogi ini, namun ide blog ini merupakan cara yang kreatif, dan dari sejumlah mata kuliah yang pernah saya ikuti, andragogi-lah satu-satunya mata kuliah yang menggunakan blog sebagai media.
6 komentar:
(uas) 1. vivi, coba uraikan kelebihan dan kekurangan performa diskusi kalian berdasarkan eksistensialisme.
vivi, jawaban soal uas harus dalam posting komen.
Jika sudah terlanjut di posting pada blog, biarkan saja, namun ketik ulang di posting komen ya.
Tq
jawaban soal no.1
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang eksistensialisme dalam kaitannya dengan pendidikan. Dan dari pendapat-pendapat para ahli inilah, saya akan menguraikan kekurangan dan kelebihan performa diskusi kelompok kami.
• George Kneller mengungkapkan bahwa sebaiknya pendidikan itu dibiarkan berada bagi individu. Biarkan pendidikan itu mengajari individu untuk hidup sebagaimana diinginkannya, secara spontan dan otomatis.
Dari pendapat ini, saya dapat menyatakan bahwa kelompok kami memang mendapatkan kebebasan dalam menentukan bagaimana jalannya proses diskusi ini.
Kelebihan kami adalah kami sudah menyusun modul diskusi sedemikian rupa, dengan harapan kegiatan diskusi-nya pun akan berjalan dengan baik dan efisien. Kami sebenarnya sudah memikirkan dengan baik konsep jalannya diskusi yang seharusnya, hanya saja kami kurang persiapan.
Kelemahan kami adalah kami tidak dapat memberikan performa yang maksimal secara spontan dan otomatis. Alhasil, para peserta diskusi pun menyatakan kurang puas dengan performa diskusi ini. Karena ketidakbisaan saya bertindak secara spontan dan otomatis, akhirnya, saya pun sebagai tim penyaji dalam diskusi ini, bersikap tegang dalam membawakan materi diskusi.
• Burbacher tergantung pada dirinya sendiri dalam mendapatkan situasi-situasi tertentu. Dengan membiarkan dirinya menghadapi berbagai situasi, maka ia didorong untuk menghadapinya secara langsung, karena dalam mengambil langkah atau tindakan pada keadaan kritis maka ia harus mengembangkan kepercayaan dirinya. Dengan demikian, keikutsertaan dirinya dalam situasi tersebut akan dapat memunculkan berbagai nilai-nilai yang sebenarnya diperlukan.
Kurang lebih, situasi yang dijelaskan di atas itu sama dengan situasi yang kami alami saat performa diskusi. Memang benar kalau sebelumnya kami sudah diberi tahu, kemungkinan kelompok kami yang akan performa. Tapi, berhubung ada satu kelompok lain yang memiliki kemungkinan yang sama untuk performa, maka kami tidak begitu mempersiapkan diri. Di situlah kami melakukan kesalahan yang berdampak sangat buruk bagi performa kami. Tapi, kembali, jika disesuaikan dengan pendapat Burbacher, di samping kesalahan itu, kami juga mengambil sikap yang secara tidak langsung menjadi kelebihan kelompok.
Kelebihan kami adalah kami menghadapi situasi tersebut secara langsung, walaupun tidak sesempurna yang diharapkan, kami sudah mengambil langkah yang kami rasa cukup baik. Sekalipun tanpa persiapan, karena memang sudah menjadi tanggung jawab kami, kami tetap melaksanakan kegiatan diskusi. Dan benar, dari sini kami belajar untuk mengmbangkan kepercayaan diri kami. Kami harus memotivasi diri kami untuk bisa tampil dengan percaya diri, walaupun sangat susah bagi kmai untuk memotivasi diri kami dalam keadaan seperti itu. Keikutsertaan kami dalam keadaan yang kritis itu memunculkan nilai-nilai baru, yang mungkin tidak terpikir oleh kami sebelumnya. Kami menyadari pentingnya kesiapsediaan untuk setiap performa yang dilakukan. Sekalipun belum pasti kelompok kami yang akan performa pada hari itu, seharusnya kami sudah mempersiapkan diri untuk melakukan performa.
Kami menyadari bahwa performa kelompok kami itu sangat tidak maksimal. Tapi kami yakin, kelemahan kami merupakan bagian dari pembelajaran untuk menuju ke performa yang lebih baik ke depannya. Dan kami juga yakin, kelebihan yang ada dapat kami jadikan motivator untuk bisa semakin meningkatkan performa kami.
great answer...
and the next...
terima kasih, Ibu. :)
Dalam pembahasan mengenai proses belajar pada pendidikan orang dewasa, ada disebutkan bahwa belajar adalah pengembangan pengertian (Gestal-Field). Disebutkan pula, para penganut Gestald-Field berfokus pada kata kunci “insight” atau wawasan jika menjelaskan belajar. Belajar dipandang sebagai proses pengembangan wawasan-wawasan baru atau memodifikasi wawasan-wawasan lama. Wawasan terjadi jika seorang individu, dalam usahanya mencapai tujuan, melihat cara-cara baru penggunaan unsur-unsur lingkungannya. Secara tersirat, teori ini ingin mengatakan bahwa dalam belajar, seseorang memerlukan waktu yang cukup untuk mengembangkan pengetahuan atau pemahamannya mengenai suatu hal.
Dan beranjak dari teori ini, saya mulai memahami alasan ibu memperpanjang toleransi penyelesaian soal UAS nomor 2 ini. Semakin banyak waktu yang tersedia, maka semakin besar pula kemungkinan seseorang untuk mengembangkan wawasannya secara meluas tentang sesuatu hal. Begitu pula halnya dengan saya, ibu dengan sengaja memperpanjang toleransi waktunya dengan tujuan memberikan waktu bagi saya untuk dapat mengembangkan pemahaman saya mengenai teori yang ingin dikaitkan dengan soal UAS ini. Itulah yang dinamakan proses belajar, yang mana, ketika saya sebagai seorang individu, mampu menciptakan wawasan-wawasan baru dan juga memodifikasi serta mengembangkan wawasan-wawasan saya yang lama.
Selain itu, satu hal yang saya rasa merupakan alasan ibu untuk memperpanjang waktu toleransi ini adalah supaya saya sendiri lebih mendalami teori-teori yang ada dalam andragogi. Karena, tanpa memahami teori-teori tersebut satu per satu, saya tidak akan mampu mengkaitkan teori yang ada dalam andragogi dengan perpanjangan waktu toleransi ini.
:)
Posting Komentar